Minggu, 12 November 2017

PENGUNDUHAN BUAH DAN PENGENALAN BAGIAN BAGIAN BIJI

Laporan Praktikum Silvika                                                                     Medan,   Maret  2016
PENGUNDUHAN BUAH DAN PENGENALAN BAGIAN BAGIAN BIJI


Dosen Penanggung Jawab:
Mohammad Basyuni, S.Hut., M.Si., Ph.D
Disusun Oleh:
Yolanda Safitri Ks    151201120
Kelompok 3
Hut 2D






PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu silvika menurut “The Society of Amarican Foresters’’ adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah  hidup dan  karakter jenis- jenis pohon hutan dan tegakan, dan kaitannya dengan faktor- faktor lingkungan. Oleh karena itu, ilmu silvika mendekati auteknologi, yaitu satu cabang ekologi. Lebih lanjut Odum menyatakan bahwa autekologi membahas tentang penyajian individu organisme atau spesies. Sejarah- sejarah hidup dan perilaku sebagai cara- cara penyesuaian diri terhadap lingkungan biasanya mendapat penekanan. Dalam terminologi kehutanan autekologi mempelajari suatu faktor lingkungan terhadap hidup atau tumbuhnya satu atau lebih jenis- jenis pohon  (Onrizal, 2009).
            Benih merupakan faktor penting pada suatu pertanaman karena benih merupakan awal kehidupan dari tanaman yang bersangkutan. Sebelum membicarakan lebih lanjut tentang benih, terlebih dahulu kita harus mengetahui pengertian tentang benih secara umum. Benih adalah biji tanaman yang sengaja diproduksi dengan teknik- teknik tertentu, sehingga memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai bahan pertanaman untuk selanjutnya. Benih adalah simbol dari suatu permulaan. Di dalam benih tersimpan sumber kehidupan yang misterius, sebuah tanaman mini. Benih merupakan inti dari kehidupan di alam karena kegunaannya sebagai penerus dari generasi tanaman (Suena, 2007).
          Biji menurut dapat diartikan sebagai suatu ovule atau bakal tanaman yang masak yang mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang terbentuk dari bersatunya sel- sel generatif  yang gamet jantan dan gamet betina di dalam kandung embrio, serta cadangan makanan yang mengelilingi embrio. Sedangkan benih adalah merupakan biji tumbuhan yang digunakan oleh manusia untuk tujuan penanaman atau budidaya (Utomo, 2006).
Biji merupakan bagian terbesar benih, sehingga ilmu biji perlu dipelajari. Dengan biji, ketidaktergantungan generasi berikut suatu tanaman dimulai. Biji mengandung tanaman mini, yang dilengkapi dengan struktur dan fisiologi yang sesuai dengan perannya sebagai unit penyebaran atau perbanyakan. Di samping itu telah dilengkapi dengan sempurna dengan cadangan makanan, untuk mendukung tanaman muda sampai dia mampu memenuhi kebutuhan sendiri sebagai organisme autotropik (Suena, 2007).
Pengertian buah, adalah bakal buah (ovary) yang tumbuh dewasa sebagai hasil proses pembuahan (fertilisasi). Buah ialah hasil perkembangan bakal buah dan begian- bagian pendukungnya yang dikonsumsi segar atau dimaniskan. Sayur ialah produk dari tanaman yan dikonsumsi dengan dimasak atau diasinkan (cara mengonsumsi). Tanaman buah dalam holtikultura adalah tanaman tahunan atau sistem budidaya (Suketi, 2008).
Sebelum melakukan pengunduhan, kita buat anchor pada cabang tertinggi yang kuat sebagai penahan berat badan pemanjat. Setelah anchor terpasang, kita dapat melakukan pengunduhan buah pada cabang maupun pada anak cabang pohon tersebut. Pengunduhan pada pohon berdaun jarum jauh lebih mudah dilakukan daripada pohon berdaun lebar. Hal ini desebabkan karena cabang pohon berdaun lebar secara umum mempunyai cabang yang lebih panjang, sehingga kita harus berjalan mengikuti arah cabang tersebut. Perpindahan pohon, hal ini dimungkinkan apabila jarak kedua pohon yang diunduh mempunyai jarak yang relatif tidak dekat dan ukuran pohon relatif lebih tinggi. Alat yang digunakan antara lain ialah jangkar dan tali. Setelah kita sampai di nppohon kedua kita memasang anchor lagi dan mulai mengunduh kembali (Kemenhut, 2013).
Ilmu pengetahuan, dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Oleh karena itu, biologi sebagai ilmu murni mempunyai peran yang sangat penting. Kemajuan  penelitian dibidang biologi yang dipadukan dengan teknologi melahirkan bidang bioteknologi yang sangat beroeran untuk menunjang kesejahteraan manusia. (Nurhayati, 2011).
Tujuan
            Tujuan dari praktikum silvika yang berjudul “Pengunduhan Dan Pegenalan Bagian Bagian Biji” ini adalah untuk memahami teknik-teknik pengunduhan buah dan ekstraksi benih. Hal itu dilakukan  agar dapat mengetahui cara pengunduhan buah dan mengenal bagian-bagian biji, asal terbentuknya, fungsinya dan bagaimana nanti proses perkecambahannya.

TINJAUAN PUSTAKA
Biji berasal dari ovulum (bakal biji) yang berada dalam ovarium (bakal buah). Di dalam ovulum terdapat kantung embrio. Integumen ovulum akan menjadi kulit biji, dan dorman saat dewasa. Di dalam kantung embrio terdapat inti antipodal dan sinergid senesce and distegrate. Inti polar berfungsi dengan sel sperma membentuk endosperm, jaringan nutrisi yang mengakumulasi pati, protein, dan lemak. Sel telur berfungsi dengan sel sperma yang lain membentuk zygot. Zygot tumbuh dan berkembang sehingga menjadi embrio (Aji, 2007).

Pengunduhan benih sebaiknya dilakukan apabila pohon induk dari benih yang akan diunduh telah cukup umur dan sehat. Pohon induk yang sehat dicirikan oleh batang yang lurus dan serta bebas dari hama/penyakit . Terdapat beberapa teknik pengunduhan yang dilakukan, diantaranya dipetik langsung dari pohon. Untuk mengambil buah bunga merak dari pohonnya digunakan teknik ini. Teknik pengunduhan ini dapat disebut juga dengan teknik memanjat. Diperlukan langkah-langkah yang tepat  agar keselamatan pemanjat dapat tetap terjaga, berikut adalah langkah-langkahnya.  Persiapan, dalam rangka melaksanakan pemanjatan pohon dibutuhkan adanya kombinasi antara kekuatan fisik dan keseimbangan. Selain itu persiapan alat dan perlenkapan pemanjatan juga harus dipersiapkan guna melindungi pemanjat. Pemanjatan Pohon, pemanjatan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan alat, seperti dengan menggunakan tangga maupun tali serta dengan mengkombinasikan beberapa alat (Baskara, 2011).
Fungsi  dari tanaman Acacia auriculiformis ini adalah fungsi berupa pemanfaatannya sebagai tumbuhan lahan marginal (kurang suburdan kurang menguntungkan), yakni pada area-area dimana jenis lainsulit untuk tumbuh. Kemampuannya untuk memfiksasi (mengikat) nitrogen sangat membantu dalam merehabilitasi lahan. Selain itu pada penelitian 21 spesies Indonesia pada lahan kondisi kering di lapanagan dan pada uji terkontrol,menunjukkan bahwa      Acacia auriculiformis tampil terbaik, sehingga sangat ideal untuk mengantisipasi kondisi ekstrim kering yang mungkin ditimbulkan akibat perubahan iklim             (Hendrati, 2014).
Pengunduhan pada buah Saga pohon berbuah sepanjang tahun, umumnya buah masak mulai bulan April hingga . Tanaman ini mulai berbuah pada umur lima tahun dan berbuah tiga kali setahun sampai umur 25-30 tahun. Proses pembungaan hingga polong buah tua Ekstraksi BenihPolong/buah yang telah dikumpulkan kemudian diekstraksi dengan cara polong/buah di jemur sampai polong/buah merekah, kemudian benih dipisahkan dari kulit buahnya secara manualdiperlukan waktu kira-kira 3,5 sampai 4 bulan. Produksi biji kering per pohon per tahun antara 100 sampai 150 kilogram. Pengumpulan buah dapat dilakukan dengan cara memanjat atau mengunduh langsung dengan bantuan galah berkait. Buah yang sudah masak fisiologis berwarna coklat dan sebagian sudah merekah (Suita, 2013).
            Benih diambil dan dikumpulkan dari tegakan yang baik agar diperoleh tegakan yang baik pula, panen buah dapat dilakukan setiap tahun, dimana musim berbuah jati pada musim kemarau, dikumpulkan dari lantai hutan, buah yang masak masih berwarna hijau dan akan berubah menjadi warna kuning setelah satu minggu, cokelat setelah dua minggu dan hitam setelah tiga minggu. Buah dikumpulkan ketika warnanya masih hijau dan kuning. Karena yang telah berwarna hitam daya kecambahnya sangat rendah. Pengumpulan dilakukan dua kali seminggu selama musim berbuah (Kosasih, 2013).
Pohon sengon umumnya berukuran cukup besar dengan tinggi pohon total mencapai 40 m dan tinggi bebas cabang mencapai 20 m . Diameter pohon dewasa dapat mencapai 100 cm atau kadang-kadang lebih , dengan tajuk lebar mendatar. Apabila tumbuh di tempat terbuka sengon cenderung memiliki kanopi yang berbentuk seperti kubah atau payung. (Krisnawati, 2011).
Dalam menetapkan lahan untuk membuat hutan jati putih, perlu diperhatikan lahan sudah sesuai dengan syarat tumbuh jati putih, juda sifat pertumbuhan tanaman mudanya yang intoleran, maka semua pepohonan harus ditebang (celar cutting), agar cahaya matahari dapat optimal diterima tanaman muda. Dengan demikian semua jenis gulma dan vegetasi yang akan menggangu pertumbuhan jati putih harus dibersihkan. Pembersihan lapangan dapat dilakukan dengan serangkaian pekerjaan yang terdiri atas: penebasan, penebangan, pencincangan, dan perapihan (Kosasih, 2013).

METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
            Praktikum Silvika yang berjudul “Pengunduhan dan Pengenalan Bagian-Bagian Biji” ini dilaksanakan pada hari Senin, 7 Maret 2016, pukul 13:00 WIB sampai dengan selesai. Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Ekologi Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Alat dan bahan
            Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah, tongkat kecil, pinset, kantong plastik, air, buku pengamatan, penghapus, pensil berwarna, penggaris, pisau (cutter), sarung tangan, kertas A4.
            Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah buah dari famili Fabaceae (buah polong) atau buah berdaging.
Prosedur Praktikum
A.  Buah Berdaging
1.        Carilah buah yang berdaging seperti Gmelina arborea (suku Verbenaceae)
2.        Rendamlah dalam air beberapa hari
3.        Kupaslah daging buah dengan menggunakan pisau ataupun alat lain
4.        Bersihkan biji-biji tersebut dari daging dan selaput yang lain.
5.        Gambarlah biji yang masih utuh, sebutkan warna dan ukurannya (panajng, lebar, serta tebalnya).
6.        Belahlah biji secara membujur sehingga mengenai bagian tengah embrio kemudian digambar dan disebutkan juga bagian-bagiannya, warnanya, serta perbedaan yang nampak antara gambar biji yang sudah direndam dan yang masih segar.
B.  Buah Fabaceae
1.        Carilah buah dari famili Fabaceae (Acacia mangium atau     Paraserianthes falcataria).
2.        Jemurlah buah-buah tersebut pada terik siinar matahari.
3.        Setelah kulitnya kering, dipukul dengan tongkat kayu bulat kecil sampai bijinya keluar.
4.        Pilihlah biji-biji tersebut.
5.        Gambarl
6.         ah biji yang masih utuh, sebutkan warna dan ukurannya (panajng, lebar, serta tebalnya)
Contoh Tabel Data Pengunduhan
Tabel 1. Data Pengunduhan Buah
No.
Nama Biji
Jumlah





           




HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
            Data yang diperoleh dari praktikum yang berjudul “Pengunduhan dan Pengenalan Bagian-Bagian Biji” ini adalah terlampir
Tabel 1. Data Pengunduhan Buah
No
Nama Biji
Jumlah
1
Akasia (Acacia auriculiformis )
31 biji
2
Saga (Adenanthera pavonnina)
210 biji
3
Sengon (Paraserianthes falcataria)
313 biji


Pembahasan
            Pada saat mengunduh buah sengon kami memakai teknik pengunduhan dengan cara mengambil buah yang berjatuhan di tanah. Buah yang diambil yang masih bagus dan masih terbungkus oleh kulit buah. Kami memakai teknik ini dikarenakan pohon sengon yang kami unduh buahnya mencapai tinggi hampir 14 meter. Hal ini sesuai dengan pernyataan Krisnawati (2011) yang menyatakan bahwa, pohon sengon umumnya berukuran cukup besar dengan tinggi pohon total mencapai 40 m dan tinggi bebas cabang mencapai 20 m . Diameter pohon dewasa dapat mencapai 100 cm atau kadang-kadang lebih.
Untuk mendapatkan benih yang berkualitas hendaklah kita harus selektif dalam memilih tegakan dan cara pengambilannya yang tepat. Pada saat praktikan melakukan pengunduhan buah jati, para praktikan memilih buah jati yang sudah jatu tetapi masih hijau, dan juga kami sangat selektif dalam memilih tegakan jati yang baik, agar buah yang dihasilkan juga baik pula. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kosasih (2013) yang menyatakan bahwa benih diambil dan dikumpulkan dari tegakan yang baik agar diperoleh tegakan yang baik pula, panen buah dapat dilakukan setiap tahun, dimana musim berbuah jati pada musim kemarau, dikumpulkan dari lantai hutan.
            Pada tamanan Saga Adenanthera pavonnina proses ekstrasi dilakukan dengan cara buah saga dijemur hingga merekah lalu dipisahkan dari kulitnya. Lamanya waktu pengerjaan dapat memakan waktu kira- kira 3,5 sampai 4 bulan. Tanaman saga dapat berbuah pada umur yang cukup lama, yaitu setelah 5 tahun penanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suita (2013) yang menyatakan bahwa tanaman ini atau Saga (Adenanthera pavonnina) mulai berbuah pada umur lima tahun dan berbuah tiga kali setahun sampai umur 25-30 tahun. Proses pembungaan hingga polong buah tua Ekstraksi Benih Polong/buah yang telah dikumpulkan kemudian diekstraksi dengan cara polong/buah di jemur sampai polong/buah merekah, kemudian benih dipisahkan dari kulit buahnya secara manualdiperlukan waktu kira-kira 3,5 sampai 4 bulan.
Jenis pengunduhan yang dilakukan pada pohon saga ialah memanjat pohon saga. Hal ini dilakukan karena pohon saga yang kami temui berukuran kecil sehingga dengan mudah dipanjat. Kelebihan dari teknik ini kita bisa mendapatkan hasil dari buah saga yang masih bagus, masih berwarna merah dan mudah untuk dijadikan bibit kembali. Jika kita menggunakan teknik mengutip buah yang telah jatuh dari pohon, maka kita harus selektif dalam memilih buahya, karena buah yang jatuh, sudah pasti tua,
            Pada pohon Akasia jenis pengunduhan yang dilakukan ialah dengan teknik panjat pohon dan mengutip di tanah. Hal ini dilakukan karena buah akasia yang sudah berada ditanah biasanya tidak memiliki biji lagi didalamnya. Dan juga buah akasia yang jatuh biasanya yang sudah kering dan memiliki kulit berwaran coklat tua masih terdapat biji didalamnya tetapi biji tersebut mudah lepas dari cangkang buahnya. Maka dari itu kami juga melakukan teknik memanjat pohon akasia tersebut untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 
            Biji terdiri dari beberapa bagian, bagian biji yang pertama ialah kulit biji spermodermis berasal dari selaput bakal biji atau integumentum. Bagian kedua ialah tali pusar funiculus. Dan bagian ketiga ialah inti biji atau nucleus seminis yang terdiri dari lembaga, calon akar, daun lembaga, batang lembaga, putih lembaga. Bagian biji pada akasia ialah biji dan tali pusar. Bagian- bagian buah pada jati putih ialah daging buah dan biji. Ketika biji buah jati putih dibelah,  didalam biji terdapat bakal tumbuh dan daging biji.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.    Pada saat pengunduhan buah sengon teknik yang digunakan ialah pengunduhan dengan cara mengambil buah yang sudah jatuh di tanah.
2.     Pengunduhan buah jati dilaukan dengan teknik memilih buah yang sudah jatuh, dengan memilih buah yang masih segar dan berwarna hijau.
3.    Pada biji akaasia bagian- bagian biji berupa tali pusar dan biji
4.    Jenis pengunduhan yang dilakukan pada pohon saga ialah dengan cara memanjat pohon
5.    Bagian- bagian pada buah jati ialah daging buah dan biji. Didalam biji terdapat daging biji dan bakal tumbuh.
Saran
Diperlukan kajian lebih lanjut mengenai metode yang tepat dalam pengunduhan dan ekstraksi buah yang tepat guna mendapatkan hasil yang maksimal.  Pengektraksian dan pengunduhan buah untuk pemuliaan tanaman sebaiknya memperhatikan kondisi pohon induk dan penggunaan metode yang tepat setiap jenis pohonnya.

DAFTAR PUSTAKA
Baskara. 2011. Teknik Pengunduhan dan Ekstrasi Benih Tanaman Hutan. https://baskara90.wordpress.com/2011/05/19/teknik-pengunduhan-dan-ekstraksi-benih-tanaman-hutan
Hendrati. 2014. Budidaya acacia auliculiformis untuk kayu energi http://www.forda-mof.org/files/buku_6_auri.pdf
Krisnawati,  dkk. 2011. Paraserianthes falcataria Nielsen Ekologi, Silvikultur dan produktivitas.http://www.cifor.org/publications/pdf_files/Books/BKrisnawati1109.pdf
Kosasih, A. 2013. Manual Budidaya Jati Putih. www.forda-mof.org>files>manual­­­_budidaya_jati_putih.pdf
Nurhayati, N. 2011. Biologi Bilingual. Yrama Media. Bandung
Onrizal. 2009. Bahan Ajar Silvika. Diakses dari https://onrizal.files. wordpress.com/2009/02/diktat-silvika.pdf
Utomo, B. 2006. Ekologi Benih. Diakses dari  http://library.usu.ac.id/download /fp/06006997.pdf
Suita, E. 2013. Seri Teknologi Benih Saga Pohon.  http://www.forda-mof.org/files/Seri_Teknologi_Perbenihan_SAGA_POHON-web.pdf       
Kemenhut. 2013. Pemanjatan. www.bpthsulawesi.net/files/pemanjatan.pdf